Kamis, 23 Februari 2012

7. SAYYIDAH ‘ABIDAH BINTI ABI KILAB Ra.

Menurut keterangan Imam as Sya’roniy; orang-orang zaman dulu lebih mendahulukan Sayyidah ‘Abidah ini dari pada Sayyidah Robi’ah al ‘Adawiyyah tadi. Diantara manaqib beliau; selama hidupnya beliau hanya melulu menghadapkan diri/ber’ibadah di hadapan Alloh Swt. dan sabdanya: “Entah aku tak tahu pagi dan soreku (yang penting ‘ibadah)”. Beliau pernah mendengar perkataan: Tidak akan bisa mencapai pada semestinya taqwa sehingga yang disukai hanya ingin bisa mati/bertemu dengan Alloh. Seketika beliau terjatuh dan pingsan.

Selain Wali-wali utri yang telah tersebut di atas selain kaum putri dari para Sahabat dan orang kuno, gembong-gembong Wali putri yang ahli ma’rifat dan ngetop ber’ibadah yang juga terkenal masih banyak. Di dalam kitab-kitabyang menerangkan kami al faqir “Maftuh Basthul Birri” sempat menemukan ada 23 Nisa`illah minal Auliya’/ para Wali putri yang pada umumnya sama takut sekali kepada Alloh, sampai ada yang ahli menangis/banyak menangisnya, ada yang mudah pingsan/tak sadarkan diri. Diantaranya saja yaitu:

1. Sayyidah Majidah al Qurosyiyyah Ra. Diantara sabdanya : “Orang-orang yang tho’at tidak akan bisa masuk surga dan mendapat ridho Alloh kecuali jika mau memaksakan diri (memayahkan badannya) untuk beramal.

2. Istrinya Robah al Qoisiy Ra. Beliau ini semalam suntuknyahanya untuk menjalankan sholat saja sampai pagi. Setelah selesai sembahyang ‘Isyak beliau lalu menghias diri dan memakai harum-haruman kemudian bertanya kepada suaminya membutuhkan apa tidak. Kalau tidak kemudian berganti pakaian sholat dan terus menerus ber’ibadah. Setiap mendapat seperempat malam lalu membangunka suaminya dan diajak sholat malam. Suaminya tidak mau bangun, beliau berkata: “Terbujuk apa saja kamu, hanya selalu menentang dan semaunya sendiri. Demikian beliau melakukan pekerjaan membangunkan suaminya dalam setiap malamnya sampai terjadi 4 kali. Beliau mengambil bata merah merah dan berkata: “menurutku perkara dunia itu lebih ringan dan sepele dibannding ini (bata).

3. Sayyidah Manfusah bintuZaid Ra. ini ketika anaknya ada yang mati mendahului, lalu ketika dipegang dan dipangku beliau berkata: “Kamu mendahului akuadalah lebih bagus dan sabarku atas kamu adalah lebih uatama dari pada mengeluhku. Berpisah denganmu merana, akan tetapi mengharapkan pahalanya adalah betul-betul lebih bagus.

4. Sayyidah Fatimah al ‘Aina’ Ra. ini diantara karomahnya, setelah wafatnya ada yang berziarah di makamnya lalu menbaca surat al Kahfi, ada yang salah dalam bacaannya, kemudian beliau membetulkan dari dalam kuburan.

5. Sayyidah Umm Sathol Ra. diantara keramatnya, ular-ular banyak yang minum dari tangannya dan terbiasa tiduran di samping kepala beliau.

6. Sayyidah Nafisah bintul Hasan bin- bin- ‘Ali bin Abi Tholib Ra. beliau keturunan dari Sayyid asan bin ‘Ali. Lahirnya di Makkah tahun 145 H. besarnya di Madinah, selalu tekun ber’ibadah, bertapa, puasa dan sholat malam. Lalu mukim di Mesir tahun 208 H. sayyidah Nafisah ini brtul-betul memberkahi negara Mesir sejak itu sampai sekarang. Tatkala Imam Syafi’i Ra. pindah ke Mesir beliau sering sowan ke kanjeng nyai Nafisah ini dan sholat tarowih bersama beliau di masjidnya. Makam Sayyidah Nafisah ini sangat berwibawa, bercahaya dan mustajab/mujarab, diziarahi dari mana saja.

Pernah sang suami ingin memindahkan makamnya ke Madinah, orang Mesir semua tidak memperbolehkan. Lalu sang suami itu bermimpi ketemu kanjeng Nabi, beliau Nabi memberi dawuh: “Hai Abu Ishaq, kamu jangan mengganggu orang Mesir dengan keberadaan Nafisah itu. Karena dari berkahnya, rahmat Alloh selalu diturunkan kepada mereka.

Kanjeng Sayyidah Nafisah ini masyhur sekali kewaliannya dan banyak sekali kekeramatannya. Di kala hidupnya sering kali dibuat jurusan orang meratap kesusahandan sama berhasil. Termasuk orang Yahudi datang meratap dan berhasil, dan kemudian menyeberluaskan banyak sekali dari mereka yang masuk Islam di hadapannya.

Di dalam Kitab Jami’ul Karomatil Auliya’ : Ada perempuan mempunyai anak 4 perempuan semua. Yang dimakan berasal dari hasil memintal benang. Pada suatu hari sang ibu pergi untuk menjual pintalannya, tiba-tiba di tengah perjalanan pintalan yang digendongnya itu di sambar burung lalu dibawa terbang melayang dan menghilang. Lalu dia jatuh pingsan karena kehilangan penghasilannya itu, sampai dikerumuni orang banyak. Setelah sadar lalu diurus dan dipertanyakan perihalnya. Ringkasnya kemudian sang ibu itu ditunjukkan supaya sowan di hadapan kanjeng Sayyidah Nafisah itu supaya meminta berkah do’anya. Kemudian mau sowan dan menghaturkan kejadiannya dan meminta do’a. Lalu kenjeng Sayyidah Nafisah berdo’a. Setelah itu kanjeng nyai Nafisah berkata: “duduklah di sini dulu bu, yang tenang.. Alloh maha kuasa, jangan kwatir. Lalu sang ibu itu duduk menanti dan memikirkan anak-anaknya yatim di rumah nanti kelaparan bagaimana. Tidak lama kemudian datanglah orang banyak yang gagah-gagah perlu sowan menghadap kanjeng Nafisah dan berkata: “Kanjeng Sayyidah, kami semua ini kok mempunyai cerita yang lucu, begini. Kami semua ini adalah orang-orang yang berkelana sebagai pelaut dan sudah cukup lama dan Alhamdulillah ya selamat tidak ada apa-apa. Akan tetapi tadisetelah dekat dengan pantai sini perahu kami berlobang dan kemasukan air, kami berusaha menutupi akan tetapi tidak berhasil dan hampir saja tenggelam. Kemudian ada biurung datang menjatuhkan satu bingkisan isinya pintalan benang, lalu bisa kami pakai untuk menutup kebocoran perahu kami itu denganizin Alloh. Kami bersama menghadap ini perlu menghaturkan ini 500 dinar sebagai syukuran atas selamatnya kami semua. Lalu Sayyidah Nafisah menangis dan menghadap Tuhan dan berkata: Duh Gusti.. dst,,

Lalu nyai Nafisah berkata kepada sang ibu tadi: Bu, biasanya ibu kalau jualan pintalan laku berapa? = 20 dirham. Lalu 500 dirham tadi diberikan semuanya kepada sang ibu itu dan diterimanya dengan riang gembira, kemudian pulang ke rumah dan diceritakan semua kepada anak-anaknya. Kelanjutannya sang ibu ini memberhentikan pekerjaannya dan pergi menghadap sang nyai Sayyidah Nafisah. Setelah bertemu lalu bersalaman sambil mencucupi tangannya dan kemudian mencari berkah berkhidmad di hadapannya.

7. Sayyidah Fatimah bintul Mutsni Ra. kanjeng nyai Fatimah ini semua kebutuhannya cukup dengan menggunakan surat al Fatihah. Dan beliau sudah berumur 95 tahun kelihatan masih muda, cantik halus lembut bagaikan gadis berumur 14 tahun. Orang yang dianggap bisa melayani hanya beliau Syaikhul Akbar Muhyiddin Ibnul ‘Arobiy. Kata Syaikh Muhyiddin dalam kitab Futuhal Makkiyyah ringkasnya begini: “Aku berbakti beberapa tahun sampai beliau berumur 95 tahun lebih. Beliau makannya hanya sedikit sekali dari makanan yang sudah terbuang di tempat sampah. Aku malu jika melihat wajahnya karena pipinya masih kelihatan merah, manis, halus dan cantik kalau orang menyangka umurnya masih 14 tahun. Beliau punya hal yang hebat dengan Gusti Alloh. Beliau berkata kepadaku: “Demi Alloh aku sendiri ya heran, Kekasihku Alloh kok mau memberi Fatihatul Kitab kepadaku, selalu melayani mencukupiku”. Berkata Syaikh Muhyiddin: “Aku masih dalam keadaan duduk, tiba-tiba ada seorang perempuan datang dan berkata kepadaku: Syaikh, suamiku berada di Syarisy sana jauh sekali, bagaimana caranya bisa kembali kesini lagi?. Permintaan orang perempuan ini lalu aku sampaikan kepada kanjeng nyai, kemdian beliau berkata: “Ya sudah, aku akan menyuruh dengan surat al Fatihah”. Maka beliau membaca surat Fatihah dan orang perempuan tadi juga ikut membaca. Tatkala surat Fatihah dibaca lalu terlihat ada bentuk bayangan kemudian beliau bilangi begini: “Berangkatlah ke Syarisy sana, suami perempuan ini datangkan kesini”. Kemudian setelah ada jangka waktu sekira sampai di sana, sang suaminya betul-betul datang. Maka setelah itu orang perempuan tadi lalu mengadakan upacara tasyakuran.

8. Sayyidah Fatimah bintul ‘Abbas Ra. ini wali putri yang komplit seperti orang laki-laki, ajli pertapa, ‘alim fiqh, ahli mengajar serta ahli pidato, ahli fatwa dan banyak jama’ah putrinya. Imam Ibnu Taimiyyah (gembong Wahabi) dan ‘Ulama’ lainnya sama heran dengan ilmunya, cerdasnya, khusu’nya dan menangisnya. Berkata Ibnu Taimiyyah: “Aku pernah mendngkol perasaanku/tidak enak hatiku lantaran dia naik mimbar berpidato, akan aku larang. Lalu malam berikutnya aku bermimpi bertemu Kanjeng Nabi dan beliau berkata: “Biarkan, itu perempuan sholihah”. Beliau wafatpada hari ‘Arofah di Kairo tahun 714 H.

9. Ruqoyyah al Mausholiyyah Ra. kanjeng Sayyidah ini amat sangat mahabbahnya kepada Alloh sampai beiau berkata: “Ilaahi wa Maulaaya, jika Tuan menyiksaku dengan segala siksaan, ini masih lebih ringan dari pada putusnya aku denganMu, dan jika Tuan memberi segala keni’matan di surga kepadaku, Oo.. Lezatnya cintaku denganMu masih lebih agung dan lebih lezat bagiku.

10. Sayyidah Roihanah al Majnuunah Ra. diantara Syi’ir beliau:

Artinya: Aku tidak butuh surga karna ni’matnya, akan tetapi aku butuh suraga karena ingin melihat Engkau ya Alloh.

11. Sayyidah Fahriyyah bintul ‘Utsman Ra. Beliau ini seorang putri yang paling tashowwuf pada zamannya, ahli puasa dan selalu tekun ber’ibadat. Beliau bertempat di Masjid Baitul Muqoddas selama 40 tahun lamanya bertempat di dekat pintu Baabul Harom semalaman sholat sampai pintu Masjid dibuka, lalu orang yang pertama kali masuk masjid dan paling terakhir keluarnya. Keramatnya banyak, di antaranya beliau ingin bisa mati di Makkah dan di makamkan di dekatnya Sayyidah Khodijah al Kubro, lalu terlaksana dikabulkan keinginannya, adapun wafat beliau pada tahun 753 H.

Sekian...

Min Jami’ wa Thobaqot wa Jumhuroh

Senin, 20 Februari 2012

6. SAYYIDAH ROBI`AH AL `ADAWIYYAH Ra.

Ini adalah paling masyhur-masyhurnya Wali putri, ahli ‘ibadah melulu siang malam, dan seorang gembong mahabbag/cinta kepada Alloh sampai beliau tidak sempat bersuami selama hidupnya meurut riwayatyang masyhur. Beliau Sayyidah ini ayah dan ibunya adalah orang yang sangat sholih dan sholihan yang sangat melarat dan dikaruniai 3 orang anak putri-putri semua, lalu hamil lagidan keluarlah Sayyidah Robi’ah ini. Di waktu malam akan melahirkan anak keempat ini, munyak untuk menyalakan lampu dan untuk meminyaki pusarnya saja tidak punya. Maka sang ibu menyuruh kepada suaminya supaya meminta kepada tetangganya. Akan tetapi suaminya sudah mempunyai semboyan dengan Alloh tidak akan minta apa saja dengan orang lain, maka hanya dengan pura-pura berangkatlah menuju tetangganya lalu pulang dan melapor bahwa tetangganya tidak ada yang mau membuka pintunya. Dalam keadaan krisis ini sang suami tertidur dan bermimpi ditemui kanjeng Nabi Saw. beliau Nabi berpesan : janganlah kamu susah, anakmu perempuan itu kelak akan menjadi ratu kaum putri, besok pagi berangkatlah kamu menuju orang yang bernama’Isa Zadan ubernur Bashroh sana dan sampaikanlah suratku, tulislah begini : kamu setiap malam membaca sholawat 100 kali untukku (Nabi). Kalau setiap malam Ju’at 400 kali. Jum’at kemarin kamu lupa tidak membaca. Maka sebagai tebusannya, pembawa surat ini berilah 400 dinar dari uangmu sendiri yang halal. Kemudian sang suami menjalankan begtu dan ternyata diberi uang, itu sebagai rasa bersyukurnya sang Gubernur karena beliau Kanjeng Nabi sudi memngingatkan. Sayyidah Robi’ah ini sejak masa kecilnya sudah terdidik baik sekali, tekun ‘ibadah dan serba tirakat (opo ene’e/apa adanya) dan memang terlihat cerdasnya/jeniusnya. Dari semenjak kecil kedua orang tuanya sudah meninggal dan kemudian terpisah dengan sanak saudarinya, hidup sendirian dengan selalu senang menekuni ‘ibadah. Kelanjutan pada situasi yang serba tidak aman, beliau lalu tertangkap perampok lalu dijual dan dibeli oleh seorang pedagang yang tidak punya prikemanusiaan, beliau dijadikan budaknya dan dibebani pekerjaan yang berat-berat sehingga hidupnya penuh dengan kesengsaraan. Meskipun begitu, siang bekerja berat malamnya selalu digunakan untuk tekun bermunajat menghadap diri kepada Alloh,sampai akhirnya diketahui oleh bosnya. Dalam suatu malam bosnya terbangun dari tidur kemudian melihat beliau Nyai Sayyidah Robi’ah masih sedang bermunajat kepada Alloh. Yang mengherankan bosnya itu melihat suatu nur di atas kepala Sayyidah Robiah bagaikan lampu yang menyorot tajam yang menyinari disekitar tempat itu. Maka di paginya setelah kejadian itu lal Sayyidah Robi’ah dimerdekakan. Setelah beliau bebas dan tidak terikat lalu beliau segera memilioh menjalankan thoriqillah/menuju Alloh saja. Maka selanjutnya beliau hanya selalu menghadap ber’ibadah dan mahabbah kepada Alloh tidak mau pekerjaan lainnya. Akhirnya beliau menjadi kondang, dibutuhakan dan didatangi ‘Ulama’ dan paraZuhhadnya negeri Bashroh sana karena beliau terlihat sangat hebat dan tinngi derajat kewaliannya.
Beliau selalu amat takutnya kepada Alloh dan pekerjaanya sehari-hari sering menangis dan susah. Air matanya selalu membasahi tempat sujudnya. Kain kafan mayatnya selalu tersedia dipasang di depannya. Kalau mendengar sebutan neraka beliau kemudia jatuh pingsan sampai cukup lama.
Di antara sabda-sabdanya :
“Istighfaaruna yahtaju ila istighfaarin”
Artinya : istighfar/minta ampun dan taubatkita itu masih membutuhkan di istighfari lagi.
Pernah beliau mendengarkeluhan Syaikh Sufyan as Tsauriy ; aduh susahku, aduh takutku, beliau Sayyidah lalu menyanggah : aduh, kok amatsedikit kesusahanmu, kalau memang betul-betul susah masak hanya segitu cara hidupmu?.
Beliau jikalau dihadapi apa saja dari orang lain tidak mau, dikembalikan dan berkata : aku sama sekali tidak membutuhkan dunia.
Menurut riwayat yang masyhur beliau Sayyidah tdak pernah bersuami. Di dalam kitab Riyadus Sholihin dan lainnya beliau pernah dilamar oleh Syaikh Hasan al Bashriy, beliau memberi jawaban begini : iya, boleh mengawiniku asal bisa menjawab pertanyaan 4 perkara:
1.      Jika aku mati, matiku bisa menetapi iman apa tidak?
2.      Jika aku telah sampai kubur lalu ditanyai Malaikat Munkar Nakir, aku bisa menjawab apa tidak?
3.      Di hari Qiyamat ketika para manusia menerima buku catatan amalnya, aku menerimanya dengan tangan kanan atau kiri?
4.      Ketika manusia sama dipanggil, satu golongan disuruh masuk sorga dan satu golongan lagi disuruh masuk neraka, aku termasuk golongan yang mana?
Syaikh Hasan Bashriy yang setiap ada pertanyaan bisa menjawab, namun untuk pertanyaan ini beliau berkata: “Ini suatu perkara yang ghoib tidak ada orang yang tahu kecuali Alloh”. Maka kemudian Sayyidah Robi’ah berkata : “Seseorang yang memperihatinka empat perkara ini kok masih sempat memikirkan jodoh”.
Di antara karomahnya:
1.      Pernah beliau mempunyai tanaman terserang belalang, beliau berkata: “Aduh Gusti,, lantaran ini Engkau menanggung rizqiku, akan tetapi terserahlah (kersane pun), apakah Tuan akan memberi makanan kepada musuh-musuh Tuan ayau kepada kekasih-kekasih Tuan”. Kemudian belalangnya pergi hilang semua.
2.      Pernah ketika beliau sedang tidur di rumahnya lalu dimasuki pencuri mengambil pakaiannya kemudian mencari jalan untuk keluar tapi tidak menemukan. Sewaktu pakaiannya diletakkan pintunya terlihat, ketika pakaiannya dibawa pintunya tidak kelihatan. Demikian terus sampai terjadi berkali-kali kemudian terdengar suara hatif : Tinggalkanlah pakaian nyai Robi’ah, aku selalu menjaganya walaupun dia sedang tidur. Berkata Imam al Buniy : ini untuk membutikan Firman Alloh dalam surat ar Ro’d ayat 11.
3.      Pada suatu hari perna bertemu dengan Syaikh Syaiban ar Ro’iy, beliau berkata : “Aku akan pergi haji”. Lalu Syaikh merogoh mengambil emas yang ada di kantongnya akan diberikan untuk memberi bekal, lalu nyai Robi’ah mengangkat tangannya ke atas dan seketika itu tangannya penuh dengan emas, kemudian beliau berkata : “kamu ambil dari kantongmu sendiri, aku ambil dari alam ghoib. Setelah itu lalu pergi haji sendiri-sendiri dengan bertawakkal/tanpa bekal.
4.      Beliau pernah pergi haji dengan mengendarai unta, setelah selesai kemudian pulang, lalu untanya mati sebelum sampai di rumah, lalu hidup lagi dan bisa dikendarai sampai di muka pintu rumahnya kemudian untanya mati.
Adapun makam beliau berada di Baiutul Muqoddas. Rodliyallohu ‘anha, lahal Fatihah.
Wali-wali putri :
Selain Robi’ah al ‘Adawiyyah ada lagi yang terkenal yaitu Robi’ah bintu Isma’il istrinya Syaikh Ahmadbin Abil Hawariy wafat pada tahun 135 H. manaqibnya banyak dan masyhur juga. Diantara kata beliau dengan suaminya: “aku senang kawin denganmu bukan karena senang perjodohan, akan tetapi hanya sekedar butuh persaudaraan. Beliau ini sejak dari pagi sampai soredan semalam suntuk hanya diperuntukkan menekuni ‘ibadah. Sabdanya : jika seorang hamba itu betul-betul tho’at kepada Alloh, maka Alloh akan memperlihatkan kejelekan-kejelekannya sendiri, lalu dia terpaling (sibuk) mengurusi hanya kejelekannya sendiri, bukan kejelekannya orang lain. Beliau selamanya berpuasa, dan berkata: “Orang seperti aku ini tidak patut kalau tidak berpuasa”. Kalau mendengar suara adzan pasti teringat panggilan di hari qiyamat, kalau merasakan udara panas pasti teringat di padang mahsyar. Kadang sering melihat jin kesana kemari dan meliha bidadari berdampingan di sisinya.
Ada lagi yang terkenal yaitu Sayyidah Mu’adzah al ‘Adawiyah Ra. beliau ini dalam masa 40 tahun lamanya tidak pernah berani melihat ke atas/langit karena takut dengan Alloh dan sehari semalam sholat sunnatnya 600 roka’at. Kalau di waktu siang berkata : “Ini hariku dimana aku akan mati”. Kalau di waktu malam berkata : “Ini malamku dimana aku akan mati”. Tidak pernah tidur sampai pagi, jika sampai ketiduran lalu memutar-mutar di rumahnya dan berkata : “Hai badan, tidurmu saja tidak takut mati. Sekian..
Min Jami’ wa thobaqot

5. SYAIKH HASAN AL BASHRIY Ra.

Wafat pada tahun 110 H. malam hari menjelang wafatnya ada salah satu Auliya’ melihat bahwa semua pintu langit terbuka dan ada suara panggilan : Hae, Hasan Bashriy akan menghadap Tuhannya Alloh Swt. Alloh Ta’ala telah ridlo dengannya.
Kanjeng Syaikh Hasan Bashriy ini adalah anak seorang budak perempuannya Sti Ummi Salamah istri Rosulalloh Saw. Beliau dimasa kecilnya pernah diasuh dan sampai disusuhi oleh Sayyidah Ummi Salamah ini dan dari berkahnya, beliau bisa menjadi orang agung. Beliau termasuk top-topnya Tabi’in dala ‘alimnya, ‘ibadahnya, dan zuhudnya, tidak mau dengan kelebihan dunia. Amat sangat takutnya kepada Alloh hingga seakan-akan neraka dijadikan hanya untuknya saja. Kebanyakan Fuqoha’ dan ‘Ulama’ Shufiyyah setelahnya sama mengambil ilmu dari beliau, jadi beliau itu sebagai Sayyiduz Zuhhad wal ‘Ubbad wal ‘Ulama’. Majlisnya kanjeng Syaikh ini melayani semua macamnya manusisa dan semua model corak pakaiannya, karena memang beliau mencakup dan bahkan mumpuni dari segala ilmu. Ada yang mengaj ilmu hadits kepadanya, ada yang minta diajari ilmu ta’wil tafsir, ada yang ilmu halal haram, ada yang membutuhkan tashowwufnya, ada yang memandaikan tentang bahasa, ada yang mempelajari fatwa dan futuwwah, ada yang belajar tentang qodlo’ dan hukum peradilan, ada yang minta mau’izhoh. Semua jurusan ilmu beliau bagaikan samudera yang menggelora. Banyak muridnya yang menjadi ‘Ulama’besar seperti Imam Qotadah dan lainnya.
Di antara Sabda-sabdanya :
Aku masih menjumpai orang-orang (para Sahabat) yang masih amat serba tirakat (dalam menjauhi barang yang halal melebihi dari pada kamu sekalian menjauhi barang yang haram).
Jika anakm nakal atau tidak lurus maka ketahuilah bahwa kamu sendiri yang masih kurang lurus.
Lidahnya orang yang bijaksana itu berada di dalam hatinya, artinya jika mau berkata dikembalikan duluke hatinya. Kalau baik jadi berkata, kalau tidak ya tidak. Sebaliknya.. kalau orang bodoh hatinya di ujung lidah, dengan arti asal bisa ngomong ya ngomong.
Setengah dari syaratnya orang tawadu’ kapan bertemu orang lain menganggap bahwa orang lain itu masih lebih utama dari dirinya.
Aku belum pernah tahu orang mencari dunia yang bisa mendatangkan akherat, beda kalau sebaliknya.
Tidak ada orang yang memulyakan/membanggakan uang atau harta benda kecuali direndahkan Alloh. Dunia itu sebagai kendaraanmu. Jika kamu mengendarai maka akan bisa membawamu, dan jika kamu ketunggangan maka akan membunuhmu.
Yang dinamakan orang pandai/’alim fiqh ialah orang yang menjauhi dunia dan selalu waspada dengan dosanya dan selalu istiqomah dengan ‘ibadahnya.
Jika kamu akan memusuhi seseorang maka lihatlah dulu. Kalau dia itu orang yang ta’at/baik, juangan jadi dimusuhi. Jika dia orang yang durhaka dengan Alloh maka sudah dicukupi oleh Alloh. Maka kamu jangan memayahkan untuk memusuhi, percuma.
Mencela orang dengan terang-terangan (di hadapan orang banyak) itu berarti memuji badannya sendiri.
Barang siapa memakai pakaian dari bulu (pakaian rendahan/kasar) karena tawaddu’ dengan Alloh, maka Alloh akan memberi nur di dalam penglihatan dan hatinya. Dan barang siapa memakai pakaian bulu karena sombong dan takabbur, maka akan dimasukkan neraka jahannam bersama dengan orang-orang yang menyimpang.
Thoma’ (mengharapkan pemberian orang lain) itu menjadikan citra jelek bagi orang yang ‘alim.

Beliau pernah ditanya tentang bagaimana sifat-sifat Sahabat Nabi dulu? Beliau kemudian menangis dan berkata : Oo,, dihadapan para beliau-beliau
(Sahabat) terang sekali tanda-tandanya kebaikan dan lurusnya perilaku, petunjuk dan kesungguhan serta ke khudhu’an tho’atnya kepada Tuhannya. Olehnya mencari perkara haq di dalam perkara yang disenangi dan perkara yang dibenci. Menganggap ringan dengan pembencian manusia terhadapnya karena mencari ridlo Alloh. Lisannya selalu berdzikir. Sama mengorbankan jiwa, raga dan harta bendanya untuk membela agama. Rela sedikit kebutuhan dunianya karena demi akheratnya.
Demi mAlloh aku benar-benar  masih menjumpai orang-orang yang masing-masing di rumahnya tidak pernah sampai melipat pakaiannya (tidak punya gantinya), tidak pernah menyuruh masak makanan (melarat), jika ada yang mendapat warisan harta banyak malah berkata kepada temannya : hai saudaraku, kamu tahu aku mendapat warisan dan halal. Akan tetapi aku takut merusak hati dan amalku, maka ambilah untukmu.. aku tidak butuh.
Aku benar-benar masih menjumpai orang-orang yang selalu menganjurkan perintah menjalankan kebaikanserta betul-betul sama menjalankannya. Nah, sekarang kita beserta orang-orang yang selalu menganjurkan perintah menjalankan kebagusan, tapi malah menjauh, dan perintah menjauhi larangan tapi malah menjalankannya. Bagaimana jadinya kita hidup bersama orang-orang seperti ini??
Demi Alloh, aku betul-betul masih menjumpai 70 Sahabat Badar yang kebanyakannya berpakaian dari bulu kasar yang andaikan kamu sekalian melihat mereka, kamu pasti menganggap mereka itu orang-orang sinting. Dan jika mereka melihat kamu yang baik-baik pasti mereka berkata :” mendapat apa orang-orang semcam itu?”. Dan jika melihat kamu yangn jelek-jelek pasti mereka berkata : “Orang-orang yang semacam itu adalah orang yang tidak iman dengan adanya hari hisab. Mereka melihat dunia lebih sepele dari pada debu di telapak kaki. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai makanan tidak lebih untuk sehari lalu berkata : “punya makanan sekian tidak akan saya masukkan perut semua, yang sebagian harus untuk Alloh”. Kemudian disedekahkan walaupun beliau-beliau lebih butuh dari pada yang disedekahi. Kalau marah tidak sampai terlalu, tidak menyimpang dan tidak sampai melewati batas hukum Alloh di dalam Al Qur’an. Sekian..
Min Jumhurotil Auliya’ wat Thobaqot

4. SAHABAT ABU ‘ABDILLAH AN NU’MAN BIN BASYIR Ra.

Hidup pada tahun 1-64 H. Beliau adalah Sahabat Nabi yang lahirnya di Madinah setelah Nabi hijrah berjalan 4 bulan. Jadi ini Sahabat Anshor yang pertama kali setelah hijrah. Kemudian berdomisili di Syam da wafatnya terbunuh di Desa Himash di negara Syam pada bulan Dzul Hijjah 64 H.menurut Ibnu Abi Khoitsamah wafatnyapada tahun 60 h. Beliau di dalam meriwayatkan hadits-hadits Nabi semua berjumlah 114 buah hadits, yang antara hadits Bukhori dab Muslim ada 5, yang di Bukhori saja hanya 1, yang di Muslim saja ada 4 hadits. Adapun ayahnya yang bernama Basyir ini mati syahid bersama Jenderal Kholid bin Walid pada tahu 12 H. setelah perang Yamamah. Beliau adalah Sahabat Anshor yang pertama kali berbai’at dengan kholifah Abu Bakar as Shiddiq Ra. dan ikut ‘aqobah tsaniyah. Ikut perang Badar, Uhud dan semua perang yang diikuti beliau Nabi Saw. disini sekian saja, nanti insyaAllah dalam manaqibnya Syaikh Hasan al Bashriy ada sedikit mengisahkan tentang sifat-sifat para Sahabat Nabi Saw. ikutilah..!
Min Dalilul Falahiin Syarh Riyadlus Sholihin

3. SYAIKH ‘IMRON BIN HUSHOIN Ra.

Beliau adalah sahabat Nabi yang masuk Islam pada perang Khoibarkemudian sering ikut perang beserta beliau Nabi. Oleh Kholfah ‘Umar bin Khottob Ra. sahabat ‘Imron ini disuruh berdomisili di negara Bashroh untuk berdakwah agama bagi orang-orang Bashroh. Berkata Muhammad bin Sirrin : Sahabat-sahabat Nabi yang berdomisili di Bashroh yang paling utama adalah ‘Imron bin Hushoin. Dia meriwayatkan hadits sebanyak 180 buah hadits, yang bertemu di Bukhori dan Muslim ada 8, yang di Bukhori saja ada 4 dan yang di Muslim saja ada 9 buah hadits.
Yang paling istimewa beliau adalah Sahabat yang selama hidupnya oleh Alloh dianugerahi sakit terus dan mustajab do’anya. Diantara  keramatnya (karomahnya) beliau selama sakit bisa kenal dengan Malaikat banyak, sering dan biasa didatangi dan diuluki salam oleh para Malaikat. Pernah beliau usaha untuk menyembukan sakitnya, akan tetapi tidak berhasil sembuh malah para Malaikat berhenti tidak mendatangi dan tidak memberi salam kepadanya lagi. Akan tetapi akhirnya kembali lagi, kemudian beliau selalu sabar dan bahkan lebih senang beliau menetapi dalam sakit terus. Beliau sakit perut menceret terus hanya selalu berbaring terlentang sampai 30 tahun lamanya tidak pernah duduk dan berdiri. Tempat duduknya terdiri dari tikar daun kurma dibagian bawah dilobangi untuk jalan keluar kotoran berak dan kencingnya. Sahabat Muthorrif pernah mendatangi beliau lalu menangis melihat keadaan sakit yang sebegitu. Akan tetapi beliauSyaikh ‘Imron  bahkan menyambutnya : Jangan menangis, karena aku lebih senang menetapi sakit yang semacam ini karena Alloh lebih senang kalau aku dalam keadaaan yang selalu begini. Aku kasih tahu sesuatu tapi jangan dibilangkan ke orang lain sebelum aku mati, begini.. aku biasa diziarahi Malaikat dan sama memberi salam kepadaku. Karena ini aku menjadi riang, senang dan tenang. Inilah namanya ridlo dan menerima Qodlo’ Qodarnya Alloh ‘Azza wa Jalla sehingga malah terasa senang dan riang dengan keadaan yang begitu.
Beliau wafat pada tahun 52 H. Sekian..
Min Syarhil Hikam libni ‘Ibad wa dalilul faalihin

2. SAYYIDINA HUSAIN BIN ‘ALI BIN ABI THOLIB Ra.


Beliau Sayyidina Husain lahir di bulan Sya’ban tahun 4 H. Seperti Sayyid Hasan, beliau Sayyid Husain ini juga olehnya menjalankan haji dengan berjalan kaki dari Madinah sampai Makkah sampai 25 kali PP. Diantara sabdanya : Siapa dermawan akan menjadi gusti, siapa yang bakhil aka jadi orang hina dan rendah. Beliau wafatnya Sayyid terbunuh pada hari Jum’at pada tanggal 10 Syuro/Muharrom tahun 61 H. Kepalanya dibawa ke Mesir disemayamkan di pemakaman masyhur di Mesir sana. Orang-orang berta’dzim kepada beliau, mengantarkan jenazah beliau dengan cara sama berjalan kaki yang tanpa memakai alas kaki, dengan kaki yang terbuka tanpa memakai sandal atau sepatu, mulai dari kota Ghuzah sampai Mesir. (inilah yang bisa saya nuqil dari kitab, adapun makam di Karbala yang menjadi jurusan kaum Syi’ah dan cerita-cerita lainnya Wallohu A’lam).
Dalam kitab Jami’ul Karomatil Auliya’ dikatakan : orang-orang yang membunuh Sayyid Husain semua di duniannya kemudian tersiksa. Adakalanya ada yang dibunuh, atau penglihatannya menjadi buta, atau mukanya menjadi hitam, atau harta benda miliknya semuanya habis dalam jangka yang singkat. Seperti ‘Abdulloh bin Khosim ini ketika  perangnya memperlihatkan air minum, lalu Sayyid Husain berdo’a : Ya Alloh, bunuhlah dia dalam keadaan haus. Maka dia juga mini=um air tapi tetap selalu merasa haus sehingga mati kehausan.
Ada orang yang mendatangi perang saja tidak ikut perang. Ini kemudian matanya buta. Ditanya, dia bilang bahwa waktu itu ia melihat beliau Nabi dalam keadaan menghunus pedang dan sedang menghadapi sepuluh orang yang membunuh Sayyid Husain. Orang sepuluh itu disembelih semua, kemudian beliau Nabi mencaci-maki orang itu dan menyalah-nyalahkannya, karena orang itu menambahi bilangannya musuh walaupun tidak ikut perang. Lalu dia dicelaki dengan darahnya Sayyid Husain terus menjadi buta.
Dalam Thobaqot : Setelah Sayyid Husain terbunuh, kepalanya dipotong dibawa lari, setelah beberapa lama dalam perjalanan, mereka beristirahat kemudian ada qolam dari besi keluar dari sebuah pagar tembok lalu menulis begini :
“Atarjuuna ummatun qotalat husainan # Syafaa’ata jaddihi yaumal hisaabi”
Artinya: Apakah orang-orang yang membunuh Sayyid Husain itu masih mengharapkan ingin mendapat syafa’at dari kakeknya (beliau Nabi Saw.)besok di hari hisab?. Sekian.
Dari kitab al Jami’ dan al Thobaqot.

1. SAYYIDINA HASAN BIN ‘ALI BIB ABI THOLIB Ra.


Sayyidina Hasan ini adalah seseorang yang paling mirip dengan beliau Rosulalloh Saw. Beliau adalah Wali Qutub Ghouts yang memegang pemerintah lahir batin setelah  wafat ayahnya. Maka beliau berpangkat sebagai pendamai dan penyatu umat. Bermula dari terbunuhnya kholifah ‘Utsman Ra. lalu Sahabat Mu’awiyyah menuntut Sayyidina ‘Ali Krw. Terus berkelanjutan kaum muslimin terpecah menjadi dua golongan yang selalu sengketa dan siap perang sampai khilafah terpegang oleh Syyid Hasan inibeliau lahir tahun 3 Hijriyah dan beliau Kanjeng Nabi sempa mengadzani di telinganya dan memmberi nama Hasan. Wafat tahun 50 Hijriyah di semayamkan di al Baqi’ Madinah. Beliau seorang yang sangat ‘arif dan bijaksana, dermawan dan wira’i. Wira’inya sampai beliau tidak mau dunia dan rela melepas pangkatnya menjadi kholifah karena Alloh dan demi menjaga pertumpahan darah di kalangan muslimin. Waktu kecilnya pernah beliau Nabi sedang sholat menjadi imam bersama para Sahabat, ketika beliau sujud datanglah Sayyid Hasan ini kemudian menunggang pada leher atau punggung Nabi, kemudian Nabi bangun dengan pelan-pelan, setelah selesai sholat para Sahabat seraya bertanya: Ya Rosulalloh, mengapa engkau memperlakukan anak ini tidak sama dengan orang-orang lain? Jawab Rosu : “Anak ini adalah bunga wangiku. Putraku ini adalah putra mahkota dan kelak dengan puteraku ini Alloh akan mendamaikan kembali dua golongan yang bermusuhan”.
Sabda beliau Nabi ini memamng terbukti setelah Sayyid Hasan ini memegang jabatan Kholifah menggantikan ayahnya. Setelah ayahnya terbunuh maka kaum muslimin menjadi dua golongan yang selalu berkobar dan siap perang dan sama kuatnya. Maka terakhir setelah Sahabat Mu’awiyyah cs. siap perang dan berangkat dari Syam dan begitu juga berangkatnya Sayyid Hasan untuk menghadapinya. Akan tetapi setelah terlihat berdekatan dan beliau melihat bahwa kedua golongan ini sama kuatnya dan tidak akan ada yang menang kalau tidak melalui pertumpahan darah yang banyak sekali, lalu beliau mengirim utusan untuk menghadap Mu’awiyyah perlu untuk menyerahkan kekholifahannya kepada Mu’awiyyah dan meminta hendaknya tidak ada tuntutan apapun. Maka kemudian Sahabat Mu’awiyyah menerimanya dan kemudian menjadi damailah semua. Ummat Islam kompak kembali menjadi satu lagi. Peristiwa ini terjadi pada tahun 41 H. Sehingga dinamakan ‘Amul Jama’ah (tahun persatuan/kekompakan).
Beliau terhadap harta bendanya semua diinfaqkan dengan habis-habisan dan ini sampai terjadi dua kali dan sehingga termasuk juga alas kakinya yang sebelah, sedang beliau hanya memakai alas kaki yang sebelahnya saja.
Beliau berkata : Aku malu dengan Tuhan Alloh, akan mati kok belum pernah berjalan menuju rumahNya (yakni ke Ka’bah Makkah untuk berhaji). Maka kemudian beliau berangkat berjalan kaki dari Madinah sampai Makkah dan terjadi berulang-ulang sampai 20 kali.
Sabdanya kepada putra-putranya : tuntutlah ilm, jika belum bisa hafal tulislah dan simpanlah di rumah kalian semua. Sekian.
Dari kitab Thobaqootul Kubro, as Sya’roniy.