Senin, 20 Februari 2012

3. SYAIKH ‘IMRON BIN HUSHOIN Ra.

Beliau adalah sahabat Nabi yang masuk Islam pada perang Khoibarkemudian sering ikut perang beserta beliau Nabi. Oleh Kholfah ‘Umar bin Khottob Ra. sahabat ‘Imron ini disuruh berdomisili di negara Bashroh untuk berdakwah agama bagi orang-orang Bashroh. Berkata Muhammad bin Sirrin : Sahabat-sahabat Nabi yang berdomisili di Bashroh yang paling utama adalah ‘Imron bin Hushoin. Dia meriwayatkan hadits sebanyak 180 buah hadits, yang bertemu di Bukhori dan Muslim ada 8, yang di Bukhori saja ada 4 dan yang di Muslim saja ada 9 buah hadits.
Yang paling istimewa beliau adalah Sahabat yang selama hidupnya oleh Alloh dianugerahi sakit terus dan mustajab do’anya. Diantara  keramatnya (karomahnya) beliau selama sakit bisa kenal dengan Malaikat banyak, sering dan biasa didatangi dan diuluki salam oleh para Malaikat. Pernah beliau usaha untuk menyembukan sakitnya, akan tetapi tidak berhasil sembuh malah para Malaikat berhenti tidak mendatangi dan tidak memberi salam kepadanya lagi. Akan tetapi akhirnya kembali lagi, kemudian beliau selalu sabar dan bahkan lebih senang beliau menetapi dalam sakit terus. Beliau sakit perut menceret terus hanya selalu berbaring terlentang sampai 30 tahun lamanya tidak pernah duduk dan berdiri. Tempat duduknya terdiri dari tikar daun kurma dibagian bawah dilobangi untuk jalan keluar kotoran berak dan kencingnya. Sahabat Muthorrif pernah mendatangi beliau lalu menangis melihat keadaan sakit yang sebegitu. Akan tetapi beliauSyaikh ‘Imron  bahkan menyambutnya : Jangan menangis, karena aku lebih senang menetapi sakit yang semacam ini karena Alloh lebih senang kalau aku dalam keadaaan yang selalu begini. Aku kasih tahu sesuatu tapi jangan dibilangkan ke orang lain sebelum aku mati, begini.. aku biasa diziarahi Malaikat dan sama memberi salam kepadaku. Karena ini aku menjadi riang, senang dan tenang. Inilah namanya ridlo dan menerima Qodlo’ Qodarnya Alloh ‘Azza wa Jalla sehingga malah terasa senang dan riang dengan keadaan yang begitu.
Beliau wafat pada tahun 52 H. Sekian..
Min Syarhil Hikam libni ‘Ibad wa dalilul faalihin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar