Senin, 20 Februari 2012

6. SAYYIDAH ROBI`AH AL `ADAWIYYAH Ra.

Ini adalah paling masyhur-masyhurnya Wali putri, ahli ‘ibadah melulu siang malam, dan seorang gembong mahabbag/cinta kepada Alloh sampai beliau tidak sempat bersuami selama hidupnya meurut riwayatyang masyhur. Beliau Sayyidah ini ayah dan ibunya adalah orang yang sangat sholih dan sholihan yang sangat melarat dan dikaruniai 3 orang anak putri-putri semua, lalu hamil lagidan keluarlah Sayyidah Robi’ah ini. Di waktu malam akan melahirkan anak keempat ini, munyak untuk menyalakan lampu dan untuk meminyaki pusarnya saja tidak punya. Maka sang ibu menyuruh kepada suaminya supaya meminta kepada tetangganya. Akan tetapi suaminya sudah mempunyai semboyan dengan Alloh tidak akan minta apa saja dengan orang lain, maka hanya dengan pura-pura berangkatlah menuju tetangganya lalu pulang dan melapor bahwa tetangganya tidak ada yang mau membuka pintunya. Dalam keadaan krisis ini sang suami tertidur dan bermimpi ditemui kanjeng Nabi Saw. beliau Nabi berpesan : janganlah kamu susah, anakmu perempuan itu kelak akan menjadi ratu kaum putri, besok pagi berangkatlah kamu menuju orang yang bernama’Isa Zadan ubernur Bashroh sana dan sampaikanlah suratku, tulislah begini : kamu setiap malam membaca sholawat 100 kali untukku (Nabi). Kalau setiap malam Ju’at 400 kali. Jum’at kemarin kamu lupa tidak membaca. Maka sebagai tebusannya, pembawa surat ini berilah 400 dinar dari uangmu sendiri yang halal. Kemudian sang suami menjalankan begtu dan ternyata diberi uang, itu sebagai rasa bersyukurnya sang Gubernur karena beliau Kanjeng Nabi sudi memngingatkan. Sayyidah Robi’ah ini sejak masa kecilnya sudah terdidik baik sekali, tekun ‘ibadah dan serba tirakat (opo ene’e/apa adanya) dan memang terlihat cerdasnya/jeniusnya. Dari semenjak kecil kedua orang tuanya sudah meninggal dan kemudian terpisah dengan sanak saudarinya, hidup sendirian dengan selalu senang menekuni ‘ibadah. Kelanjutan pada situasi yang serba tidak aman, beliau lalu tertangkap perampok lalu dijual dan dibeli oleh seorang pedagang yang tidak punya prikemanusiaan, beliau dijadikan budaknya dan dibebani pekerjaan yang berat-berat sehingga hidupnya penuh dengan kesengsaraan. Meskipun begitu, siang bekerja berat malamnya selalu digunakan untuk tekun bermunajat menghadap diri kepada Alloh,sampai akhirnya diketahui oleh bosnya. Dalam suatu malam bosnya terbangun dari tidur kemudian melihat beliau Nyai Sayyidah Robi’ah masih sedang bermunajat kepada Alloh. Yang mengherankan bosnya itu melihat suatu nur di atas kepala Sayyidah Robiah bagaikan lampu yang menyorot tajam yang menyinari disekitar tempat itu. Maka di paginya setelah kejadian itu lal Sayyidah Robi’ah dimerdekakan. Setelah beliau bebas dan tidak terikat lalu beliau segera memilioh menjalankan thoriqillah/menuju Alloh saja. Maka selanjutnya beliau hanya selalu menghadap ber’ibadah dan mahabbah kepada Alloh tidak mau pekerjaan lainnya. Akhirnya beliau menjadi kondang, dibutuhakan dan didatangi ‘Ulama’ dan paraZuhhadnya negeri Bashroh sana karena beliau terlihat sangat hebat dan tinngi derajat kewaliannya.
Beliau selalu amat takutnya kepada Alloh dan pekerjaanya sehari-hari sering menangis dan susah. Air matanya selalu membasahi tempat sujudnya. Kain kafan mayatnya selalu tersedia dipasang di depannya. Kalau mendengar sebutan neraka beliau kemudia jatuh pingsan sampai cukup lama.
Di antara sabda-sabdanya :
“Istighfaaruna yahtaju ila istighfaarin”
Artinya : istighfar/minta ampun dan taubatkita itu masih membutuhkan di istighfari lagi.
Pernah beliau mendengarkeluhan Syaikh Sufyan as Tsauriy ; aduh susahku, aduh takutku, beliau Sayyidah lalu menyanggah : aduh, kok amatsedikit kesusahanmu, kalau memang betul-betul susah masak hanya segitu cara hidupmu?.
Beliau jikalau dihadapi apa saja dari orang lain tidak mau, dikembalikan dan berkata : aku sama sekali tidak membutuhkan dunia.
Menurut riwayat yang masyhur beliau Sayyidah tdak pernah bersuami. Di dalam kitab Riyadus Sholihin dan lainnya beliau pernah dilamar oleh Syaikh Hasan al Bashriy, beliau memberi jawaban begini : iya, boleh mengawiniku asal bisa menjawab pertanyaan 4 perkara:
1.      Jika aku mati, matiku bisa menetapi iman apa tidak?
2.      Jika aku telah sampai kubur lalu ditanyai Malaikat Munkar Nakir, aku bisa menjawab apa tidak?
3.      Di hari Qiyamat ketika para manusia menerima buku catatan amalnya, aku menerimanya dengan tangan kanan atau kiri?
4.      Ketika manusia sama dipanggil, satu golongan disuruh masuk sorga dan satu golongan lagi disuruh masuk neraka, aku termasuk golongan yang mana?
Syaikh Hasan Bashriy yang setiap ada pertanyaan bisa menjawab, namun untuk pertanyaan ini beliau berkata: “Ini suatu perkara yang ghoib tidak ada orang yang tahu kecuali Alloh”. Maka kemudian Sayyidah Robi’ah berkata : “Seseorang yang memperihatinka empat perkara ini kok masih sempat memikirkan jodoh”.
Di antara karomahnya:
1.      Pernah beliau mempunyai tanaman terserang belalang, beliau berkata: “Aduh Gusti,, lantaran ini Engkau menanggung rizqiku, akan tetapi terserahlah (kersane pun), apakah Tuan akan memberi makanan kepada musuh-musuh Tuan ayau kepada kekasih-kekasih Tuan”. Kemudian belalangnya pergi hilang semua.
2.      Pernah ketika beliau sedang tidur di rumahnya lalu dimasuki pencuri mengambil pakaiannya kemudian mencari jalan untuk keluar tapi tidak menemukan. Sewaktu pakaiannya diletakkan pintunya terlihat, ketika pakaiannya dibawa pintunya tidak kelihatan. Demikian terus sampai terjadi berkali-kali kemudian terdengar suara hatif : Tinggalkanlah pakaian nyai Robi’ah, aku selalu menjaganya walaupun dia sedang tidur. Berkata Imam al Buniy : ini untuk membutikan Firman Alloh dalam surat ar Ro’d ayat 11.
3.      Pada suatu hari perna bertemu dengan Syaikh Syaiban ar Ro’iy, beliau berkata : “Aku akan pergi haji”. Lalu Syaikh merogoh mengambil emas yang ada di kantongnya akan diberikan untuk memberi bekal, lalu nyai Robi’ah mengangkat tangannya ke atas dan seketika itu tangannya penuh dengan emas, kemudian beliau berkata : “kamu ambil dari kantongmu sendiri, aku ambil dari alam ghoib. Setelah itu lalu pergi haji sendiri-sendiri dengan bertawakkal/tanpa bekal.
4.      Beliau pernah pergi haji dengan mengendarai unta, setelah selesai kemudian pulang, lalu untanya mati sebelum sampai di rumah, lalu hidup lagi dan bisa dikendarai sampai di muka pintu rumahnya kemudian untanya mati.
Adapun makam beliau berada di Baiutul Muqoddas. Rodliyallohu ‘anha, lahal Fatihah.
Wali-wali putri :
Selain Robi’ah al ‘Adawiyyah ada lagi yang terkenal yaitu Robi’ah bintu Isma’il istrinya Syaikh Ahmadbin Abil Hawariy wafat pada tahun 135 H. manaqibnya banyak dan masyhur juga. Diantara kata beliau dengan suaminya: “aku senang kawin denganmu bukan karena senang perjodohan, akan tetapi hanya sekedar butuh persaudaraan. Beliau ini sejak dari pagi sampai soredan semalam suntuk hanya diperuntukkan menekuni ‘ibadah. Sabdanya : jika seorang hamba itu betul-betul tho’at kepada Alloh, maka Alloh akan memperlihatkan kejelekan-kejelekannya sendiri, lalu dia terpaling (sibuk) mengurusi hanya kejelekannya sendiri, bukan kejelekannya orang lain. Beliau selamanya berpuasa, dan berkata: “Orang seperti aku ini tidak patut kalau tidak berpuasa”. Kalau mendengar suara adzan pasti teringat panggilan di hari qiyamat, kalau merasakan udara panas pasti teringat di padang mahsyar. Kadang sering melihat jin kesana kemari dan meliha bidadari berdampingan di sisinya.
Ada lagi yang terkenal yaitu Sayyidah Mu’adzah al ‘Adawiyah Ra. beliau ini dalam masa 40 tahun lamanya tidak pernah berani melihat ke atas/langit karena takut dengan Alloh dan sehari semalam sholat sunnatnya 600 roka’at. Kalau di waktu siang berkata : “Ini hariku dimana aku akan mati”. Kalau di waktu malam berkata : “Ini malamku dimana aku akan mati”. Tidak pernah tidur sampai pagi, jika sampai ketiduran lalu memutar-mutar di rumahnya dan berkata : “Hai badan, tidurmu saja tidak takut mati. Sekian..
Min Jami’ wa thobaqot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar