Minggu, 19 Februari 2012

CINTA/MAHABBAH DENGAN PARA WALI DAN SHOLIHIN

Mahabbah atau cinta senang kepada Alloh dan Rosululloh Saw. adalah wajib bagi kita. Mahabbah denga orang yang sholeh dekat gengan Alloh memang disuruh dan sangat menguntungkan. Bahkan lebih menguntungkan lagi kalau sampai berkhidmat/mengabdikan diri yang tulus tanpa pamrih, akan membawa barokah pengaruh ikut bisa dekat dengan Allah. Bagi orang yang tidak mau semacam ini memang orang yang tak mendapat jatah bonus agung.
Suatu contoh pengabdian murid pada gurunya yang sangat menguntungkan yang karuan cerutanya yaitu tersebut dalam kitab syarah Hikam libni ‘Abbad tentang kisahnya Syaikh Ibnu A’thoillah pencipta kata-kata mutiara yang berbobot dalam ilmu tasawwuf dan sangat mudah untuk mencerahkan hati seseorang yang mau mempelajari, menekuni dan memahami kitab Hikam tersebut. Sebagai berikut:
Syaikh Abbul ‘Abbas al Mursiy Ra. sebagai gurunya adalah Wali Qutub agung, murid utama dan penerusnyaSyaikh Abu Hasan as Syadziliy pencipta thoriqoh Syadziliyyah yang berkembang pesat sampai di Indonesia khususnya di pulau Jawa adalah thoriqoh yang sangat tidak asing. Seperti pada umumnya sebagai siswa atau santri keinginannya adalah ingin diperhatikan gurunya, yakni ingin gurunya mendidik yang sungguh-sungguh sedangkan muridnya seenaknya saja. Begitu juga dengan Ibnu Atho’ pada tahapan pertama menyantri dihadapan guru besar Wali agung Syaikh Abbul ‘Abbas al Mursiy Ra. maka kemudian pada kesempatan bertemu antara giri dan murid, sebelum si murid menghaturkan keinginannya, sang guru sudah tahu lalu dengan spontan sang guru mengatakan jawabannya, sbb: Itu adalah terbalik, seberapa kadar perhatian guru terhadap murid, sekianlah guru memperhatikan muridnya. Jangan khawatir kamu disini pasti bisa menjadi orang hebat. Setelah paham mendengar kata-kata gurunya, Syaikh Ibnu ‘atho’ pada kesempatan bertemu yang lain mendengar bahwa Syaikhnya berkata ingin menyalin kitab Tahdzib yang hanya dimiliki oleh sang putranya. Maka setelah pulang dari sowan, Syaikh Ibnu ‘Atho’ segera memulai menuliskan tanpa memberi tahu pada Syaikhnya terlebih dahulu. Karena kitabnyacukup besar yaitu 3 jilid, maka setelah ditulis mendapat 1 jilid Ibnu ‘Atho’ segera menghaturkannya, dan ternyata tidak menyangka dan mengira kanjeng Syaikh menerimanyadan merasa senang sekali sampai mendoakan. Begitulah terjadi sampai tiga kali dan setiap kali sowan menghaturkan salinannya, diterima dengan senang hati dan didoakan. Bahkan pernah beliau sang guru sempat dawuh begini: masukkan dalam hatimu : “Wali itu tidak ada yang melebihi”, pernah lagi dawuh begini : kamu menyantri disini jangan khawatir, kamu harus mampu menjadi pemuka ilmu tasawwuf, aku tidak terima kalau kamu hanyamenguasai ilmu fiqh saja, dst. Ternyata dan memnang diakui oleh ibnu ‘Athoillah sendiri : memang betul-betul terbukti luar biasa perkembanganku berkat do’a Syaikh.
Silahkan teruskan cerita manaqibnya masih cukup banyak dalam kitab tadi, memangnyatanya; kitab Syaikh Ibnu ‘Atho’ yang kecil sekali yang populer dengan nama HIKAM adalah tidak ada kitab lain yang bisa membandingi dalam bobot dan banyaknya orang memakai. Ketinggalan anda yang belum pernah mengaji, maka mengajilah anda biar berbobot. Berkata Imam Sya’roniy: seumpama Al Quran tidak ada niscaya itab Hikam saja sudah cukup.
Selanjutnya perhatikan dalil-dalil berikut ini:
Firman Alloh dalam surat at Taubahayat 119:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, taktlah kepada Alloh dan hendaknya kamu bersama orang-orang tang benar/terpercaya. Baik yang masih hidup atau yang sudah wafat dengan cara menziarahi dan mengenang.
Sabda Rosululloh Saw. :
Artinya : Hendaknya kamu bersama Alloh, kalau belum bisa maka bersamalah dengan orang yang telah bisa bersama dengan Alloh. Karena orang ini nantinya akan bisa menyampaikan kamu kepada Alloh jika kamu betul-betul mau bersamanya.
Kalau bersama saja belum bisa, masih ada jalan/kesempatan baik lagi yaitu dengan mahabbah/senang atau mencintai kepadanya. Mahabbah ini pentng sekali. Karena hanya dengan modal mahabbah saja nanti akan bisa dikumpulkan di akhirat.
Ada satu hadits yang mutafq ‘alaih dari Abu Musa al Asy’ariy Ra. beliau Nabi bersabda:mpul
Artinya: Seseorang itu berkumpul bersama dengan orang yang dicintainya.
Diterangkan bahwa hadits ini masih umum. Ya’ni siapa saja yang senang dengan Nabi atau orang mukmin maka akan bisa bersama masuk surga, hanya saja tentang derajanya lain-lain menurut amalnya sendiri-sendiri.
Ada lagi hadits yang mutafaq ‘alaih riwayat dari Anas Ra. : ada orang desa datang kepada beliau Nabi dan bertanya : Kapan kiamat ya Rosulalloh? Jawab Nabi : Bekalmu apa untuk menghadapi kiamat? Jawabnya: bekalku hanya sedikit sholat, puasa dan sedekah tapi aku mencintai Alloh dan RosulNya. Sabda Nabi Saw. :
Artinya: Kamu beserta orang yang kamu senangi.
Malah menurut keterangan Wali Qutub agung Syaikh Abu Hasan as Syadziliy : Orang itu jawabnya : aku tidak punya bekal apa-apa kecuali senang kepada Alloh dan Engkau ya Rosulalloh.lalu Beliau Nabi bersabda: Kamu berkumpul dengan orang yang kamu senangi.
Di dalam kitab Fataawal Hadiitsiyyah dikatakan oleh Imam al Karmaniy begini:
Artinya: Orang ahli ibadah itu ibadahnya yang paling banyak adalah bercinta kasih dengan para Auliya’. Karena cinta kepada mereka ini menunjukkan cinta kepada Alloh.
Dalam kitab Iqozhul himam, dikatakan begini:
Artinya: Mengabdi kepada guru Masyayyikh adalah suatu ibadah yang agung dan suatu derajat yang agung pula.
Juha syaikh Sayyid ‘Abbul Warits mengatakan sebagai berikut:
Artinya: Mengabdi kepada orang-orang yang mulya di sisi Alloh bisa menyebabkan wushul (dekat atau sampai) kepada Alloh.
Dawuhnya Sayyiduz Zuhhad  wal ‘Ubbad wal ‘Ulama’ Syaikh Hasan al Bashriy Ra.:
Artinya: Siapa saja yang bisa diikuti tentang ketaatannya kepada Alloh, maka wajiblah dicintai. Dan barang siapa cinta dengan orang sholeh maka berarti senang dengan Alloh.
Sulthonul ‘Arifiin Imam Abu Yazid al Basthomiy mengatakan:
Artinya: Cintailah para Waliyyulloh agar mereka mencintaimu, sesungguhnya Alloh melihat hati para waliNya, yang menyebabkan Alloh mengampuni dosamu.
Sampai disini telah banyak sekalilah dorongan-dorongan supaya cinta dan berbakti serta mengabdikan dirinya kepada orang-orang yang dekat dengan Alloh. Karena pada haqiqatnya adalah mengabdikan diri dan cinta kepada Alloh Swt. Jangan mau mengabdi kepada seseorang tanpa tujuab haqiqatnya hanya semata mengabdi kepada Alloh. Bagaimana bisa dikatakan perbuatan syirik atau musyrik kalau sudah begitu caranya. Memang begitulah didikan kita selamanya, biar kita tanbah membaik dan bisa dekat dengan Alloh. Janganlah tergoyahkan dengan ajaran perilaku yang lain.
Inilah do’a beliau Nabi meminta cinta seperti tersebut dalam kitab Ihya’ lil Imam al Ghozali:
“Allohummarzuqniy hubbaka wa hubba man ahabbaka wa hubba maa yuqorribuniy ila hubbaka”
Artinya: Ya Alloh berilah aku bisa cinta kepadaMu, dan cinta kepada orang-orang yang cinta kepadaMu, dan cinta kepada apa saja yang bisa mendekatkanku bisa cinta kepadaMu ya Alooh..
Dalam kitab al Jami’u Shoghir:
“Allohumma maa rozaqtaniy mimma uhibba faj’alhu quwwatan liy fiimaa tuhibbu”
Artinya: Ya Allo, kecintaanku pada apa saja yang telah Engkau berikan kepadaku, jadikanlah sebagai kekuatanku untuk menjalankan apa saja yang Engkau senangi.
Allohumma amin, aku semua juga ya Alloh, aku semua, keluargaku dan anak turunku semua sampai hari kiamat, aku mohon bisalah cinta kepadaMu,kepada beliau Nabi dan semua keluarganya serta para Sahabat, para Auliya’, ‘Ulama’, dan Sholihin, dan semua guruku dan gurunya semua keatas. Dan kumpulkanlah aku semua di akhirat masuk surgaMu dengan anugerahMu dan ni’matMu dalam golongan mereka para orang-orang yang mendapat keni’matanMu dari para Nabi, orang-orang yang terpercaya, para Syuhada’ dan Sholihin. Amiin..

1 komentar: