Senin, 20 Februari 2012

5. SYAIKH HASAN AL BASHRIY Ra.

Wafat pada tahun 110 H. malam hari menjelang wafatnya ada salah satu Auliya’ melihat bahwa semua pintu langit terbuka dan ada suara panggilan : Hae, Hasan Bashriy akan menghadap Tuhannya Alloh Swt. Alloh Ta’ala telah ridlo dengannya.
Kanjeng Syaikh Hasan Bashriy ini adalah anak seorang budak perempuannya Sti Ummi Salamah istri Rosulalloh Saw. Beliau dimasa kecilnya pernah diasuh dan sampai disusuhi oleh Sayyidah Ummi Salamah ini dan dari berkahnya, beliau bisa menjadi orang agung. Beliau termasuk top-topnya Tabi’in dala ‘alimnya, ‘ibadahnya, dan zuhudnya, tidak mau dengan kelebihan dunia. Amat sangat takutnya kepada Alloh hingga seakan-akan neraka dijadikan hanya untuknya saja. Kebanyakan Fuqoha’ dan ‘Ulama’ Shufiyyah setelahnya sama mengambil ilmu dari beliau, jadi beliau itu sebagai Sayyiduz Zuhhad wal ‘Ubbad wal ‘Ulama’. Majlisnya kanjeng Syaikh ini melayani semua macamnya manusisa dan semua model corak pakaiannya, karena memang beliau mencakup dan bahkan mumpuni dari segala ilmu. Ada yang mengaj ilmu hadits kepadanya, ada yang minta diajari ilmu ta’wil tafsir, ada yang ilmu halal haram, ada yang membutuhkan tashowwufnya, ada yang memandaikan tentang bahasa, ada yang mempelajari fatwa dan futuwwah, ada yang belajar tentang qodlo’ dan hukum peradilan, ada yang minta mau’izhoh. Semua jurusan ilmu beliau bagaikan samudera yang menggelora. Banyak muridnya yang menjadi ‘Ulama’besar seperti Imam Qotadah dan lainnya.
Di antara Sabda-sabdanya :
Aku masih menjumpai orang-orang (para Sahabat) yang masih amat serba tirakat (dalam menjauhi barang yang halal melebihi dari pada kamu sekalian menjauhi barang yang haram).
Jika anakm nakal atau tidak lurus maka ketahuilah bahwa kamu sendiri yang masih kurang lurus.
Lidahnya orang yang bijaksana itu berada di dalam hatinya, artinya jika mau berkata dikembalikan duluke hatinya. Kalau baik jadi berkata, kalau tidak ya tidak. Sebaliknya.. kalau orang bodoh hatinya di ujung lidah, dengan arti asal bisa ngomong ya ngomong.
Setengah dari syaratnya orang tawadu’ kapan bertemu orang lain menganggap bahwa orang lain itu masih lebih utama dari dirinya.
Aku belum pernah tahu orang mencari dunia yang bisa mendatangkan akherat, beda kalau sebaliknya.
Tidak ada orang yang memulyakan/membanggakan uang atau harta benda kecuali direndahkan Alloh. Dunia itu sebagai kendaraanmu. Jika kamu mengendarai maka akan bisa membawamu, dan jika kamu ketunggangan maka akan membunuhmu.
Yang dinamakan orang pandai/’alim fiqh ialah orang yang menjauhi dunia dan selalu waspada dengan dosanya dan selalu istiqomah dengan ‘ibadahnya.
Jika kamu akan memusuhi seseorang maka lihatlah dulu. Kalau dia itu orang yang ta’at/baik, juangan jadi dimusuhi. Jika dia orang yang durhaka dengan Alloh maka sudah dicukupi oleh Alloh. Maka kamu jangan memayahkan untuk memusuhi, percuma.
Mencela orang dengan terang-terangan (di hadapan orang banyak) itu berarti memuji badannya sendiri.
Barang siapa memakai pakaian dari bulu (pakaian rendahan/kasar) karena tawaddu’ dengan Alloh, maka Alloh akan memberi nur di dalam penglihatan dan hatinya. Dan barang siapa memakai pakaian bulu karena sombong dan takabbur, maka akan dimasukkan neraka jahannam bersama dengan orang-orang yang menyimpang.
Thoma’ (mengharapkan pemberian orang lain) itu menjadikan citra jelek bagi orang yang ‘alim.

Beliau pernah ditanya tentang bagaimana sifat-sifat Sahabat Nabi dulu? Beliau kemudian menangis dan berkata : Oo,, dihadapan para beliau-beliau
(Sahabat) terang sekali tanda-tandanya kebaikan dan lurusnya perilaku, petunjuk dan kesungguhan serta ke khudhu’an tho’atnya kepada Tuhannya. Olehnya mencari perkara haq di dalam perkara yang disenangi dan perkara yang dibenci. Menganggap ringan dengan pembencian manusia terhadapnya karena mencari ridlo Alloh. Lisannya selalu berdzikir. Sama mengorbankan jiwa, raga dan harta bendanya untuk membela agama. Rela sedikit kebutuhan dunianya karena demi akheratnya.
Demi mAlloh aku benar-benar  masih menjumpai orang-orang yang masing-masing di rumahnya tidak pernah sampai melipat pakaiannya (tidak punya gantinya), tidak pernah menyuruh masak makanan (melarat), jika ada yang mendapat warisan harta banyak malah berkata kepada temannya : hai saudaraku, kamu tahu aku mendapat warisan dan halal. Akan tetapi aku takut merusak hati dan amalku, maka ambilah untukmu.. aku tidak butuh.
Aku benar-benar masih menjumpai orang-orang yang selalu menganjurkan perintah menjalankan kebaikanserta betul-betul sama menjalankannya. Nah, sekarang kita beserta orang-orang yang selalu menganjurkan perintah menjalankan kebagusan, tapi malah menjauh, dan perintah menjauhi larangan tapi malah menjalankannya. Bagaimana jadinya kita hidup bersama orang-orang seperti ini??
Demi Alloh, aku betul-betul masih menjumpai 70 Sahabat Badar yang kebanyakannya berpakaian dari bulu kasar yang andaikan kamu sekalian melihat mereka, kamu pasti menganggap mereka itu orang-orang sinting. Dan jika mereka melihat kamu yang baik-baik pasti mereka berkata :” mendapat apa orang-orang semcam itu?”. Dan jika melihat kamu yangn jelek-jelek pasti mereka berkata : “Orang-orang yang semacam itu adalah orang yang tidak iman dengan adanya hari hisab. Mereka melihat dunia lebih sepele dari pada debu di telapak kaki. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai makanan tidak lebih untuk sehari lalu berkata : “punya makanan sekian tidak akan saya masukkan perut semua, yang sebagian harus untuk Alloh”. Kemudian disedekahkan walaupun beliau-beliau lebih butuh dari pada yang disedekahi. Kalau marah tidak sampai terlalu, tidak menyimpang dan tidak sampai melewati batas hukum Alloh di dalam Al Qur’an. Sekian..
Min Jumhurotil Auliya’ wat Thobaqot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar